Rabu, 12 Oktober 2016

HUKUM ATAU ISU

Menjadi rakyat jelata bukan berarti menjadi buta. Beberapa bulan terakhir ini kita amat sangat disibukkan dengan berbagai dinamika politik dan hukum. Sebut saja salah satunya kasus kopi bersianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso. Kita telah dipermainkan oleh opini publik yang bergulir bahwa Jessica lah pelaku dari pembunuhan Wayan Mirna di kedai kopi salah satu mall di Jakarta. Dari mulai awal hingga "episode" ke dua puluh keatas, bukti dari penyidik maupun jaksa penuntut umum seolah masih belum membuktikan bahwa Jessica lah pelakunya. Dari kubu Jessica pun juga giat mencari penyangkalan atas dakwaan dari pihak JPU.

Sebagai rakyat "jelata" kasus semacam ini yang tidak kunjung selesai tentu menyedot banyak sekali perhatian. Apalagi opini publik yang "menggiring" dan peran media yang santer memberitakannya benar - benar membuat kasus tersebut menjadi semakin menarik dan membuat penasaran. Apalagi baru - baru ini publik baru saja digegerkan dengan berita OTT (Operasi Tangkap Tangan) di Kemenhub. Tentu saja hal ini menambah deretan cerita baru yang akan selalu ditunggu masyarakat yang haus informasi.

Di saat yang bersamaan hadir pula dinamika di "segmen" politik, dimana ada pemilihan calon pemimpin ibukota yang masing - masing calon memiliki kisah menarik buat disimak. Akan tetapi, mengapa semuanya harus hadir hampir bersamaan? Pertanyaan yang selalu ada di kepala saya seolah terjawab dengan sekelebat kata yaitu "Pengalihan Isu". Mengapa? Sepenting itukah? Pernahkah kita berpikir sejenak ada apa dibalik semua ini? Negara Indonesia ini cukup mudah digoyahkan atau dialihkan oleh sekedar berita yang "menghibur", akan tetapi mungkin saja dibaliknya ada oknum - oknum berkepentingan lain yang jauh lebih digdaya dan berkuasa di negara ini untuk berbuat lain. Isu atau berita "hiburan" tersebut dimaksudkan agar saat "oknum" yang bersangkutan bergerak tidak ada yang melihat atau nggak ngereken dalam bahasa Jawanya. 

Saya ambil contoh kasus HAM yang sampai detik ini masih belum tuntas. Siapa? Tentu saja sosok Munir yang menjadi aktivis HAM dimana saat ini beliau sudah meninggal yang menyeret Pollycarpus Budihari Prijanto, mantan pilot senior Garuda Indonesia mendekam dipenjara. Apakah dia pelakunya? Ya (mungkin), tapi banyak yang menduga dia hanya "boneka" dari oknum digdaya yang terancam oleh sosok almarhum Munir. Selalu ada permainan oleh oknum - oknum yang berkuasa di negeri ini sehingga hukum dan isu seolah - olah menjadi teman bermain dan sahabat dekat. Apakah kita buta? tentu saja tidak, hanya saja kita belum ditampakkan oleh sosok HUKUM adil dan jujur yang selalu diselimuti oleh ISU. (IP)

Rabu, 21 September 2016

Selamat Datang & Salam Kenal

Prastawan Days akan mengulas segala hal tentang kegiatan sehari - hari baik ide, wawasan, ilmu pengetahuan, dan lainnya. Mulai dari teknologi hingga ke kuliner semua akan dibahas dari zaman middle-age hingga yang paling up to date. So.. better you catch it..